Selasa, 21 Maret 2017

SAYUR BABANCI



INDONESIA adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan kuliner yang sangat luar biasa. Beberapa kuliner Indonesia berhasil menyabet prestasi di tingkat dunia, seperti rendang, dan cendol. Akan tetapi sungguh sangat di sayangkan,banyak kuliner legendaris di Indonesia yang justru keadaannya riskan di negri sendiri.
Seiring berjalan nya waktu beberapa kuliner Indonesia hampir punah dan bahkan sudah punah,tak ada lagi yang membuat dan menjual makana tersebut.
Sebut saja beberapa kuliner daerah yang sudah langka seperti, SAYUR BABANCI kuliner khas BETAWI, NASI MAMONG dan TAPAI NGAMBENG dari BONOWOSO, PECEL SEMANGGI dari SURABAYA, atau GULO PUAN dari SUMATRA SELATAN.
Menyandang setatus Ibu Kota yang kaya akan berbagai kesenian daerah dan makan khas yang dulunya sangat di gemari berbagai kalangan, perlahan kini mulai di tinggalkan.
Misalnya: Kesenian beladiri, Gambus, Orkes Melayu, Lenong, Gambang Kromong, dan  Keroncong Tugu. Begitu pun dengan masakan atau kuliner yang dulu sangat melekat di masyarakat betawi, seperti: Sayur Babanci, Kerak Telor, Kerebek Bebek, Bandeng Cabut Duri, Olak sukun, Ketupat Babat, Nasi Kebuli, Pecak Gurame, dan Asinan Betawi.
Diantara sekian banyak makana khas Betawi, mungkin sebagian warga Jakarta belum ada yang tau dengan Sayur Babanci.

 Karna makana yang satu ini, dari  istilahnya saja sayur yang memang terkesan aneh dan sulit di jumpai di pasar-pasar tradisional.
Kuliner khas Betawi yang satu ini mungkin bisa di bilang hampir punah. Sebab, bahan-bahan untuk membuat sayur ini sudah sulit di temukan di Jakarta, seperti Temu Mangga, Kedaung, Bangle, Adas, dan Lempuyang. Sementara untuk Kelapa Muda, Daging Kepala Sapi, dan Santan Kelapa masih bisa di temukan dengan mudah.
Sayur Babanci merupakan salah satu makan khasa Betawi yang biasanya di sajikan di hari-hari besar keagamaan, seperti Hari Raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.
Sayur yang berisikan daging sapi, daging kelapa muda, dan petai dengan kuah yang asam pedas bersantan ini suka di jadikan sebagai menu buka puasa.
Sayur Babanci tampak terlihat mirip gulai, tapi wujudnya sayur.
Sebab, meski bersantan kental, namun tetap ada cita rasa berkuah segar seperti sayur.
Dengan ketidak jelasan kategori sayur atau gulai, maka sayur ini di istilahkan dengan sayur banci, dan pada akhirnya warga Betawi menybutnya dengan sebutan Babanci.
Nama Babanci di ambil dari kata “kebanci bancian” , karna memang  tidak jelas rasa dan fisiknya.
Untuk membuat sayur ini mebutuhkan keahlian khusus. Sehingga penyajiannya betul-betul sempurna.
Selain harus memberikan ramuan bumbu yang pas, juga membutuhkan kesabaran dalam pembutannya. Mulai dari meracik bumbu, memotong-motong daging kepala sapi, mengerok isi kelapa, hingga merebus daging kepala sapi.
Merebus daging kepala sapi mebutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar empat atau lima jam. Agar daging tersebut lebih empuk. Dan untuk mencampurkan isi kelapa muda harus pas, jangan sampai rasa kenyal kelapa nya hilang.
Saat di sajikan, makanan ini sebagai sayur yang di temani sejumlah lauk pauk pada umumnya seperti: tempe, tahu atau pun kerupuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar