MAKANAN JADUL KHAS INDONESIA

Tampilkan postingan dengan label ada yang pernah beli jajanan ini??. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ada yang pernah beli jajanan ini??. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 Maret 2017

GULALI



Berjalnnya waktu dan semakin pesatnya teknologi di era globalisasi moderen sekrang ini. Telah banyak mengikis  dan menghapus sesuatu yang sangat melekat sebelumnya.
Bukan hanya teknologi baru yang menggantikan teknologi sebelumnya, akan tetapi termasuk juga kepada semua hal.
Seperti kita ketahui dewasa ini anak-anak di sekitar pun telah berganti kesenangan, banyak di usia belia hingga balita pun sudah mengenal game, hand pone, gadget, bahkan internet.
Hal ini tentu saja sangat jauh berbeda dengan kebiasaan anak-anak pada masa sebelumnya.
Misalnya: anak-anak pada masa sebelumnya tidak memerlukan biaya cukup mahal untuk mendapatkan kesenangan dalam bermain.
Seperti budaya bermain layangan anak-anak jaman dulu, kini telah tergantikan oleh mainan duplikat pesawat terbang yang hampir menyerupai pesawat aslinya. Tentu saja harganya sangat mahal.
Hingga panganan atau jajanan yang telah mengikis seiring berjalannya waktu.


Misalnya GULALI : Mungkin saat ini bisa di bilang jarang menemukannya.
Di masa sebelumnya jajanan ini sangat di gemari anak-anak, remaja, bahkan orang tua.
GULALI adalah sejenis panganan yang di buat dari pintalan gula yang di panaskan terlebih dahulu, dan di beri pewarna makanan, dengan menggunakan mesin.
Mesin gulali lama maupun mesin gulali moderen bekerjanya dengan cara sama. Bagian mesin itu tediri dari sebuah wadah yang kecil, dan masukan gula yang sudah di beri pewarna makanan.
Pemanas dekat tepian wadah itu akan mencairkan gulanya. Yang kemudian di putar melalui lubang-lubang kecil, dan hasilnya di dapatkan oleh udara. Kemudian benang-benang  itu di kumpulkan pada sebuah logam yang besar.
Operator mesin memutar-mutar sepotong kayu kecil atau sebuah kerucut karton untuk mengumpulkannya yang ada di sekeliling tepian wadah besar penangkapan gulali.
Pangana ini pertama kali di perkenalkan pada tahun 1904 oleh WILLIAM MORRISON dan JHON C. WHARTON, di st.LOUIS WORLD’S FAIR dengan nama “FAIRY FLOSS”(benang peri).
Di Indonesia sendiri, terutama di kabupaten Malang, yang mayoritas masyarakatnya bertani tebu dan di olah menjadi gula pasir atau gula putih.
Di kota Malang, gulali sudah ada sebelum tahun 1940. Dan ada juga yang menyebutnya GORALI. gulali atau gorali yang terbuat dari gula pasir yang di lelehkan dalam wajan besar dan kemudian di jual menggunakan wajan kecil, di bawa keliling dengan pikulan dan ada juga yang menggunakan sepeda.

Jajanan ini tetu saja sudah mengalami tranformasi mengikuti zaman.
Dulunya gulali dengan tampilan yang sangat sederhana. Warnanya tak mencolok, cokelat bening karena terbuat dari gula cair seperti karamel dan ada juga yang di taburi kacang tanah.
Seiring berjalannya waktu para pedagang gulali terampil untuk mengolah beragam bentuk-bentuk gulali menjadi lebih menarik perhatian anak-anak.
Seperti empeng bayi, bunga, sampai ada salah satu bentuk yang unik, yaitu bentuk burung. Jika ditiup di bagian ekornya, maka akan menghasilkan bunyi layaknya pluit.
Harga gulali bervareatif, tergantung dari ukuran kerumitan dalam membuat bentuk gulali.
Selain itu, gulali yang di jual tak sekedar berwana coklat, ada juga yang berwarna merah dan hijau.
gulali menjadi lebih mirip seperti lolipop dengan warna lebih cerah.